Kamis, 17 Desember 2009

Kampus Gajah Timpang Sebelah

Mungkin Judul di atas sangat tepat dengan apa yang saya rasakan dan dengar secara langsung, dan mungkin baru saya sadari setelah saya 2,5 tahun kulah di kampus Gajah ITB ini.


Beberapa hari lalu adik kelas saya bercerita kepada ku dan temanku. Bagaimana dia berjuang di tanah Bandung ini dengan uang bulanan yang menurut saya teramat sangat sedikit dan paling sedikit yang pernah saya dengar. Dia bercerita bagaimana dia pontang-panting cari beasiswa, biaya pakaian olahraga dan beberapa uang yang seharusnya dia bayar di awal kuliah tapi tak sanggup dibayarnya.


Tidak hanya itu, coba tebak berapa besar rata-rata uang yang dikeluarkan dalam sehari untuk makan??? 5000 perak, bayangkan betapa mirisnya ini, mungkin bagi beberapa mahasiswa kampus gajah 5000 rupiah hanya cukup buat satu kali makan bahkan mungkin uang 5000 tidak cukup bagi kalian untuk satu kali makan.


Di lain sisi, di sekelilingku juga banyak mahasiswa yang suka berhedon. Membuang-buang duit orang tua mereka tanpa melihat bahwa di sekitarnya masih banyak teman-teman mereka yang kurang beruntung, teman-teman yang harus mati-matian untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menurutku mahasiswa yang berfoya-foya tanpa melihat orang sekitarnya, tak lebih dari orang yang berON*NI, maaf kalo kata2 saya kasar, karena menurut saya mereka hanya mencari kepuasan sendiri seperti orang yang on*ni. Mereka tidak melihat, mendengar, dan merasakan apa yang terjadi di sekitar mereka.


Ayolah kawan, buka mata kalian, lihatlah apa yang terjadi di sekitarmu. Buka telinga mu, dengarkanlah rintihan orang-orang yang tak seberuntung dirimu.


Mungkin kampus ini cocok dengan logo gajahnya dimana jika kita lihat gajah memiliki anggota badan serba besar, sama seperti kampus gajah ini yang orang yang berkantong tebal, namun jika kita lihat lagi hanya ekor gajah yang berukuran kecil, seperti sebagian kecil mahasiswa yang kurang mampu yang tak terlihat dan terkadang tidak diperhatikan. Mungkin gajah seperti ini ya, yang cocok:



Gajah yang tidak terlihat ekor "kecil"nya, gajah yang punya lebih dari empat kaki gemuk...

Semoga masalah adek kelas ku ini bisa selesai, “Aku yakin kau tak sendiri menatap hari”

Senin, 14 Desember 2009

Pandawa Lima Action Figure

Setelah beberapa hari yang lalu saya menulis tentang action figure Gatotkaca, nah yang satu ini masih berasal dari dunia pewayangan yaitu Pandawa Lima yang beranggotakan Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Action figure Pandawa Lima ini dibuat oleh komunitas Ingus Terbang, komunitas mainan asal Jakarta, yang dipelopori oleh Reza (Leorezca Agung). Mainan yang pada awalnya merupakan tugas akhir Reza di Jurusan Desain Grafis Universitas Tarumanegara, Jakarta ini dibuat dengan penelitian yang mendalam. Mulai dari bentuk tubuh, ekspresi, kostum yang digunakan pada actionfigure tersebut hingga sejarah cerita Mahabharata ini juga didalami.

Meskipun memang cerita Mahabharata itu diadaptasi dari negeri India, namun cerita perwayangan Mahabharata itu sudah melekat dalam kebudayaan Jawa selama beberapa ratus tahun. Dan tidak ada salahnya kita mengapresiasi budaya milik kita yang satu ini.

Referensi artikel ini didapat dari Suave Catalogue
Oh ya..biar bagi yang belum tau informasi dari anggota Pandawa Lima ini berikut info yang saya dapat dari mbah Wikipedia:

Yudistira merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga. Memiliki nama lain Puntadewa.


Yudistira

Bima merupakan putera kedua Kunti dengan Pandu. Nama bhimā dalam bahasa Sansekerta memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada senjata gadanya bernama Rujapala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung Himalaya. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Memilki nama lain Brantasena, dua putra yang lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.


Bima

Arjuna merupakan putera bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putera Pritha alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga. Nama lain Janaka, senjata utama ialah panah Pasopati.


Arjuna

Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.

Nakula

Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.

Kamis, 10 Desember 2009

ACTION FIGURE: GATOTKACA


Setelah beberapa hari yang lalu saya posting kaos GATOTKACA bikinan KDRI, sekarang saya memposting sebuah info ACTION FIGURE bikinan proxyfigures dengan betemakan salah satu tokoh pewayangan GATOTKACA. ACTION FIGURE yang satu ini berbeda dengan yang lain selain temanya yang mengusung GATOTKACA tetapi juga memiliki detail yang bagus dibandingkan ACTION FIGURE pada umumn yang biasanya hanya menonjolkan permainan warna dan tidak terlalu memperhatikan bentuk detail action figure itu sendiri.


Info lengkap tentang action figure ini bisa dilihat di proxyfigures



Kamis, 03 Desember 2009

HIGH SHOES

Ya..ya..yaaaa. Akhir-akhir ini saya benar-benar gak bisa nahan kalo lihat High Shoes sekali lagi High Shoes bukan High Heels. Bedanya high shoes sama high heels beda banget kalo high shoes yang tinggi adalah kulit sepatunya kalo high heels yang tinggi haknya. Berawal dari Airwalk Rochester dan Reebok Exofit Hi, kedua sepatu tersebut cukup menguras kantong saya yang hanya seorang mahasiswa, bagaimana enggak Airwalk Rochester berharga 400 ribu & Reebok Exofit Hi berharaga 700ribu mungkin mahalnya kedua sepatu itu karena merupakan merk internasional. Akhirnya saya pun mulai mencari produk lokal dengan kualitas internasional dan pastinya dengan harga murah.


Setelah mencari-cari secara online akhirnya menemukan High Shoes dengan bahan Suede dengan gaya yang antik + unik.


Salah satu produk lokal dari Amble

sepatu dari amble



high shoes dari mad.culture

Kedua merk di atas masih dapat terjangkau kok buat mahasiswa, daripada sepatu high shoes merk internasiomal, pokoknya gak kalah dehh...barang lokal kualitas internasional. Sepatu-sepatu di atas membuat mata saya lapar, tapi apa boleh buat blom punya duit. NABUNG 3x HIGH SHOES 3x

Rabu, 02 Desember 2009

Kaos Gatot Kaca

Blog ini bukan hanya berisi tentang seni dan budaya saja, namun juga berisi tentang industri kreatif yang di dalamnya masih menyisipkan sisi-sisi kebudayaan lokal.
Salah satunya adalah kaos GATOT KACA yang aku beli tiga minggu yang lalu. Kaos ini aku beli secara online dari DISTRO KDRI. KDRI merupakan singkatan dari Kementrian Desain Republik Indonesia, di blog ini kita dapat memilih berbagai kaos yang bertemakan superhero Indonesia (seperti Gatot Kaca dan Bima), cewek Legong, Garuda Indonesia, Suporter Indonesi ( The Jak dan Arema), dan masih ada banyak lagi kaos yang bertema kan Nasionalisme dan juga Seni Budaya Indonesia.


Oh ya..tidak adil rasan ya kalo kita blom mnegenal siapa sih Gatot Kaca? Setelah bertanya ke om wikipedia, berikut percakapan singkat saya dengan om wikipedia:
"Om...Sebenarnya siapa sih Gatot Kaca itu?"
"Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wicarita Mahabarata yang dikenal sebagai putra Bimasena dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa Raksasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besat di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu sebelum akhirnya gugur di tangan Karna. Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca. Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi"

"Ooo...begitu ya om ceritanya, hebat juga ya dia sampai-sampai mendapat julukan otot kawat tulang besi. Ya...udah kalo begitu om saya pamit dulu ya kapan-kapan mau nanya lagi. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"




Sabtu, 28 November 2009

Ludruk

Ya...LOEDROEK itu kalo di ITB, tapi bila masyarakat Jawa Timur menyebutnya itu sebagai Ludruk.
Kenapa saya pilih Ludruk???mungkin itu merupakan salah satu pemicu saya untuk membuat blog ini. Berawal dari menjadi Mahasiswa ITB yang berasal dari Jawa Timur akhirnya saya memilih unit kegiatan mahasiswa ini sebagai naungan saya selama di ITB. Sebenarnya nama ini tidak terlalu asing bagi saya karena orang tua saya juga sering menonton Ludruk di salah satu stasiun TV lokal Jawa Timur, selain itu waktu SMA saya juga pernah menonton secara langsung dengan lakon Sarip Tambak Oso. Langsung saja berikut mengenai beberapa informasi tentang Ludurk dari website kesukaan saya wikipedia.org

Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski terkadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir angkotan, etc).

Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari Remo dan diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerakan "Pak Sakera ", seorang jagoan Madura.

Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik

Selain dari wikipedia saya juga mendapat informasi dari salah satu Group di Facebook Komunitas Parikan "Cak Durasim" Suroboyo

Parikan atau kidungan adalah salah satu bagian dalam kesenian tradisional ludruk. Di dalam ludruk, ada tiga jenis parikan saat bedayan (bagian awal permainan ludruk). Yaitu, lamba (parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang bisa berisi kisah-kisah kocak).

Dalam ludruk yang benar-benar murni, seorang seniman ludruk paling tidak harus bisa parikan selama dua jam tanpa putus. Selain itu, parikan tersebut harus dituntut kontemporer. Artinya, parikan tersebut harus sesuai kondisi-situasi sosial yang ada. Jadi, parikan tidak boleh sesuatu yang monoton. Spontanitas menempati porsi terbesar dalam hal ini. Prosesnya selalu dimulai dengan parikan yang sudah dihafalkan. Baru setelah tiga hingga empat parikan karya-karya spontanitas dimunculkan.

Seorang pemain ludruk yang hendak parikan biasanya mengamati kondisi masyarakat sekitar tempat pertunjukan agar bisa membawakan parikan yang mengena dan bisa diterima oleh para penontonnya.
Parikan mungkin adalah salah satu budaya asli dari jawa timur khususnya dari Surabaya. Sejarah pernah mencatat bahwa, seorang seniman arek Suroboyo lewat parikan pernah membuat parikan yang membuat kebakaran jenggot pemerintahan balatentara Jepang/Nippon.

” Bekupon omahe doro, melok Nippon tambah sengsoro “
Kalimat diatas disebut parikan, yang dikidungkan oleh Cak Durasim, pemain ludruk yang sedang melaksanakan pentas didesa Mojorejo-Kabupaten Jombang pada tahun 1943. Akibat sebaris kalimat itulah Cak Durasim ditangkap, disiksa oleh tentara Jepang dan akhirnya mereka menyeret Cak Durasim ke penjara. Cak Durasim meninggal dunia setahun kemudian.

Parikan Ludruk memang sarat dengan kritikan, baik kepada pemerintah maupun kritik terhadap kondisi sosial masyarakat.

Jepang yang datang ke Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua itu tak jauh berbeda tabiatnya dengan pendahulunya. Manis pada mulanya, dan biadab beberapa saat setelahnya. Paribasan Jawa berbunyi ” nek galak ojo cluthak” ternyata tak berlaku bagi kaum penjajah. Mereka bukan hanya galak, sadis, kejam, tetapi juga cluthak, harta benda rakyat dikuras oleh maling yang serakah. Rakyat juga dipaksa menanam jarak untuk minyak pelumas senjata tentara Jepang.

Mulut manis berisi propaganda 3A yaitu Jepang pemimpin Asia, Jepang pelindung Asia dan Jepang cahaya Asia itu bak iklan sabun murahan. Harum baunya ketika masih baru, setelah itu busanya menyebabkan kulit menjadi gatal-gatal.


kenapa kenalokal?

setelah beberapa kali membuat blog akhirnya saya akan membuat blog lagi, dengan judul kenalokal.blogspot.com berasal dari dua kata yaitu Kenal dan Lokal atau Kena dan Lokal. Blog ini rencananya berisikan tentang seni, kebudayaan, brand2 lokal.

Kenapa saya pilih lokakl ini semua karena saya melihat kebanyakan orang Indonesia tidak mengenal sesuatu yang ada di sekitarnya baik itu seni, budaya, maupun industri2 kreatif yang ada di sekitarnya. Semoga blog ini tidak menguap seperti blog2 saya sebelumnya